Memutuskan diri menikah dengan mu tentu bukan perkara mudah. Sampai Allah sendiri yang meyakinkan ku, bahwa kamu lah orang pilihan-NYA. Kamu adalah jawaban atas doa-doa dalam sujud ku.
Aku masih ingat, bagaimana saat rasa galau berkecamuk dalam hati. Bingung menentukan pilihan. Apakah kamu atau justru orang lain. Tapi sungguh, semua kegalauan dan keraguan itu langsung sirna begitu aku mendengar perkataan ibu.
"Yang namanya calon suami itu ya datang sendiri,bukan barengan" begitu kata ibu menjelaskan arti mimpiku.
Ya, sebelumnya aku memang pernah memimpikan sosok mu hadir di rumah. Kamu memakai baju koko, hanya duduk di pojok kasur kamar ku. Kamu tak berkata apa-apa, hanya tersenyum.
Dan, mimpi ini tak hanya sekali. Kamu juga hadir di tengah keluarga ku. Berdiri di depan ruang tamu, bersama kedua orang tua ku juga kakak iparku. dari situlah aku akhirnya yakin, bahwa kamu lah orang yang selama ini aku nanti.
Sampai tiba waktunya, 25 Agustus 2019 aku resmi dan sah menjadi pendamping mu. Hari bersejarah dalam hidup saja, saat kami mengikat janji suci. Hari di mana aku menyerahkan diri seutuhnya pada seorang lelaki yang mulanya hanya berteman, hingga Allah sendiri yang menuntun hati ini memilihnya jadi pemimpin untuk dunia akhirat ku. Aamin.
Sejak tanggal itu, baik burukku akan menjadi tanggungannya. Sebagaimana hadist Rasullah:
"Takutlah kepada Allah dalam persoalan wanita. Karena sesungguhnya mereka itu adalah orang orang yang berada di bawah kekuasaan kamu. Dan kamu ambil mereka itu dengan amanah Allah dan kamu dihalalkan menggauli mereka berdasarkan kalimat Allah"
Komentar
Posting Komentar