Langsung ke konten utama

PereMpuan itu HebaT




PEREMPUAN. Kata tersebut memiliki makna yang besar. Jika diperhatikan kata perempuan. terdiri dari satu kata yaitu empu, yang kemudian diberi awalan dan akhiran per- dan –an. Jika di eja satu persatu menjadi per-empu-an. Kata perempuan bisa diartikan sebagai yang di ‘empu’ kan. Mendengar kata “empu” persepsi kita pasti merujuk pada seseorang yang dihormati, dijunjung tinggi, bijaksana, lemah lembut, dan segala hal yang menunjuk pada sikap halus.
Percaya atau tidak seorang perempuan memilki pengaruh yang besar bagi kehidupan di dunia ini. Seorang perempuan memilki kekuatan yang besar bahkan kekuatannya bisa melebihi seorang laki-laki. tanpa maksud untuk membandingkannya dengan kaum laki-laki namun itulah “real reality”.
Bukti kekuatan perempuan bisa dilihat ketika mereka sedang mengandung dan melahirkan. Betapa kuatnya mereka, betapa beraninya mereka mempertaruhkan nyawanya demi sang anak. Walaupun demikian, keberadaan perempuan di tengah masyarakat seringkali dianggap lemah.
Sikap perempuan yang “nrimo”menjadikannya berada dalam posisi submasive dan menjadi kaum inferior. Ironisnya tidak sedikit perempuan yang pasrah menerima anggapan tersebut. Saat ini berapa banyak kasus kekerasan dalam rumah tangga dan ujung-ujungnya kaum perempuan yang dirugikan.
Mengapa banyak kasus pelecehan seksual pada perempuan? apakah perempuan itu memang ditakdirkan menjadi korban atas lelaki?
Siapa yang seharusnya dipersalahkan dalam kasus pelecehan seksual terhadap perempuan. Apakah laki-laki yang tidak memiliki hati atau perempuan yang memang tidak memilki harga diri sehingga dipermainkan dan dilecehkan oleh lelaki.
 Apa pun itu kembali pada diri masing-masing orang. Kita memang tidak bisa menjudge bahwa perempuan yang salah atau pun sebaliknya Tapi jika kita kupas lebih dalam akar dari semua ini ada pada perempuan. Negara bisa jadi baik karena ada makhluk yang bernama perempuan akan tetapi Negara pun akan menjadi kacau karena perempuan. Misalkan kita mengambil  pernyataan bahwa “pelecehan seksual terjadi karena seorang wanita tidak memiliki harga diri”.
Dalam komunikasi antar pribadi dijelaskan bahwa harga diri terbentuk berdasarkan konsep diri yang dimiliki. Harga diri yang tinggi diperoleh jika konsep diri seseorang itu baik. Sedangkan bagaimana konsep diri atas pribadi seseorang akan dipengaruhi oleh persepsi baik persepsi yang berasal dari eksternal maupun internal.
Persepsi internal adalah persepsi kita dengan diri kita sendiri. Sedangkan persepsi eksternal adalah persepsi yang berasal dari luar. Persepsi merupakan penilaian terhadap sesuatu. Ketika seseorang mempersepsikan tentang diri kita hal ini akan dilihat dari perilaku keseharian kita. Konsep diri tentang perempuan baik, perempuan nakal akan tercermin dari kepribadian dan bagaimana seseorang berperilaku

Dan kepribadian dan pola berprilaku terbentuk pertama kali dalam lingkunagn keluarga. Dikeluarga inilah seorang anak baik laki-laki atau perempuan diajarkan etika,agama,  sopan santun oleh kedua orang tuanya. Dalam hal ini orang yang sangat berperan adalah seorang perempuan sebagai ibu. Mengapa ibu yang memiliki peran penting? Karena ibu yang mengandung dan melahirkan. Ibu lebih mengerti keadaan anaknya. tidak hanya mengerti secara fisik, tapi seorang ibu memilki kontak batin dengan anaknya. Jika seorang ibu tidak bisa mengajarkan anaknya dengan baik, maka yang terjadi adalah generasinya akan rusak.
Dan inilah yang terjadi akhir-akhir ini. Tidak sedikit ibu jaman sekarang yang berpikiran bahwa anaknya akan mengerti jika sudah besar. Padahal pikiran itu salah besar. Seorang anak tidak akan mengerti apa-apa jika tidak diajarkan. Seorang ibu tidak hanya cukup mengandung dan melahirkan. Seorang ibu tidak cukup hanya memberi makan dan uang jajan. Tugas terbesar seorang ibu adalah mendidik anak-anaknya. Hal ini bukan berarti seorang bapak lepas tanggung jawab terhadap anak-anaknya. Seorang bapak pun bertanggung jawab atas anak-anaknya termasuk mendidik mereka menjadi orang.
Figur orang tua dirumah akan berpengaruh pada perkembangan anak ketika mereka dewasa. Dan diakui bahwa mendidik bukanlah pekerjaan yang mudah..Tidak akan ada asap jika tidak ada api. Tidak ada api jika tidak  ada sumbernya. Dalam hal ini bisa dikatakan bahwa Perempuan sebagai sumbernya. Perempuan sebagai seorang ibu wajib mengajarkan nilai-nilai moral & agama terhadap anak-anaknya. Karena hal itu akan menjadi benteng bagi anak-anaknya agar tehindar dari hal-hal yang menyimpang.
Pada dasarnya perempuan dan laki-laki itu sama, tidak ada yang membedakan bahwa perempuan lebih lemah atau laki-laki lebih kuat. Namun, yang membedakan hanyalah bentuk secara fisik. Selebihnya perempuan dan lelaki memiliki hak yang sama sebagai manusia. Perempuan dan laki-laki “bebas” melakukan hal-hal yang disukai sepanjang masih dalam koridor yang benar. Perempuan tidak harus bergantung pada lelaki. Perempuan harus bisa mandiri dan berdiri di atas kakinya sendiri. Seorang lelaki memang memilki tanggung jawab untuk mencari nafkah keluarga dan seorang perempuan membimbing anak-anaknya. Namun bukan berarti perempuan harus menyerahkan hidupnya untuk lelaki.
Saat ini masih banyak perempuan yang bergantung pada lelaki. Seolah tanpa lelaki mereka tidak mampu berbuat apa-apa. Inilah yang perlu digaris bawahi sebagai seorang perempuan. Jika perempuan selalu berlindung ditangan laki-laki maka kedudukan perempuan akan selalu lebih rendah daripada laki-laki Dan cap lemah akan terus melekat pada diri perempuan.
Perempuan memilki peranan yang sangat penting. Baik dalam keluarga, masyarakat,bahkan Negara. Keberadaan perempuan sudah seyogyanya dijunjung tinggi. Walaupun dalam agama, laki-laki adalah kepala keluarga dan perempuan sebagai isteri harus tunduk pada suami namun bukan berarti perempuan hanya bertumpu pada suami. Tunduk tidak berarti perempuan menerima dengan pasrah segala perlakuan yang diberikan.
Perempuan sebagai pribadi
Menjadi perempuan adalah sebuah karunia yang besar. Perempuan sudah seharusnya berubah. Perempuan bukan makhluk yang lemah. Perempuan bukan makhluk yang harus dikasihani. Sebagai seorang pribadi, seorang perempuan memiliki tanggung jawab besar dalam kehidupan ini.mengapa?
Perempuan sebagai seorang ibu


Perempuan sebagai seorang ibu memilki kewajiban yang besar.ibu adalahs umber kekuatan bagi anak dan suaminya. ibu memang begiku lekat di hati anak dan suaminya. Keberadaan ibu dirumah ibarat air ditengah padang pasir. Kehadirnya akan menjadi penyejuk rumah. Perempuan sebagai seorang ibu seharusnya  Seorang ibu memiliki memiliki kontak batin dengan anak-anaknya. Ibu yang baik  akan selalu berusaha membentuk generasi yang lebih baik.
Perempuan sebagai seorang isteri
Tidak hanya bergantung pada suami. Perempuan harus bisa tegar dan mandiri. Jangan pernah menggantungkan diri pada suami. Walaupun suami adalah tulang punggung keluarga akan tetapi sebagai seorang isteri tidak ada salahnya membantu suaminya. Sebagai seorang isteri tidak ada salahnya berkarya. Seorang isteri tidak hanya mengurusi dapur dan anak. Salah ketika kita berpikir bahwa masih ada suami yang membiayai hidup. Seharusnya kita berpikir bahwa suami kuga manusia yang sudah pasti akan meninggal. Kita tidak pernah tau umur manusia sampai kapan. Jika seorang isteri hanya bergantung pada suami. Segala sesuatu diserahkan pada suami, hal yang ditakutkan adalah ketika suami kita pergi. Apa yang akan kita lakukan. Kepada siapa lagi kita mau bergantung.
















Komentar

  1. perempuan pastinya memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan.
    sperti dalam aspek rumah tangga yang memiliki peran paling besar adalah perempuan. dari mengurus rumah dan mengurus anak serta suami.
    kesuksesan seorang suami ditentukan pula oleh dperan seorang istri.
    maka dri itu hargailah wanita.

    BalasHapus
  2. perempuan memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan.
    salah satunya dalam aspek rumah tangga dimana kesuksesan seorang suami sangat ditentukan oleh peran seorang istri.
    olaeh karena itu hargailah perempuan!!!!

    BalasHapus
  3. sindi,kapan nih menulis artikel ttg laki-laki?

    BalasHapus
  4. kipling >> sepakat.., tp meskipun perlu digaris bawahhhi bahwa mengurusi rumah dan anak tidak melulu harus perempuan. suami juga turt berperaan...

    mas ardha >> sulit memasuki dunia lelaki,, whehehee

    BalasHapus
  5. perempuan dari dulu hingga kini masih tertindas...

    BalasHapus
  6. ahadi>> masa? buktinya???

    perempuan punya kedudukan yang tinggi..., surga aja ada di telapak kaki ibu..., tertindas? bukan!
    wheheee

    BalasHapus
  7. wah sin harusnya kamu ikut komunikasi gender...hehee....perempuan memang hebat, manusia aja bisa ada di dalam tubuh perempuan...di dalam tubuh manusia ada tubuh manusia lain..hihihi bener2 kompleks kalo dipikir....

    BalasHapus
  8. Menjadi istri, ibu, atau pribadi, yang menjadikan perempuan tertindas atau tidak adalah bagimana ia menjalani peran-perannya tersebut. Seorang perempuan yang tidak tertindas adalah perempuan yang memiliki kesadaran menjalankan perannya. Ia sadar bahwa melakukan peran tersebut karena ia mau dan untuk dia sendiri, bukan karena adat ataupun keadaan di masyarakat seperti itu.

    BalasHapus
  9. perempuan adalah makhluk Allah yg paling hebat menurutku..dan aq bersyukur diciptakan sebagai perempuan...
    seharusnya laki-laki menjadi pelindung mereka supaya makhluk hebat ini tak lagi tertindas..
    sindi, perempuan memang masih tertindas, krn dunia ini masih sarat dengan budaya patriarki yg egois..untuk itulah kita sebagai perempuan harus berani menentang untuk menjadikan dunia ini damai bagi keduanya...^^

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Wabup, ‘Siapa Dapat Apa’

Polemik pengisian wakil bupati (wabup) Bogor terus saja bergulir. Tarik menarik kepentingan antara partai politik (parpol) pengusung Rachmat Yasin- Nurhayanti (RAYA) saat pemilihan kepala daerah (pilkada) 2013 membuat suhu politik di Kabupaten Bogor kian memanas. Masing-masing parpol berusaha mempertahankan jagoannya aga r bisa menjadi pendamping Nurhayanti. Segala cara dilakukan agar tujuannya tercapai, apalagi kalau bukan demi kekuasaan. Politik tidak pernah lepas dari kepentingan. Sebab, politik menyangkut ‘ siapa dapat apa’, seperti yang diungkapkan pakar politik Amerika serikat Harold D Lasswell.

Rio... Tolong Jemput Aku

Malam itu, tubuh Rena mendadak menggigil. Suhu tubuhnya lumayan tinggi, sementara posisinya masih di kantor. Beruntung, malam itu pekerjaannya sudah selesai. Tinggal menunggu finishing yang dilakukan rekannya. Sambil rebahan, Rena membaringkan tubuhnya di ruang pojok yang ada di kantor. Ruang itu memang biasa dipakai untuk segala rupa. Ada yang tidur, gosip, makan bareng, solat dan juga rapat setiap awal pekan. Rena melipat tubuhnya untuk mempertahankan suhu tubuh yang malam itu dirasanya nano-nano.  Antara dingin yang menusuk kulit dan panas disertai kepala pusing hingga membuat matanya jadi berair. Dan ujungnya, air mata pun membanjiri wajahnya yang sudah terlihat layu. Sambil menggosok-gosokan tangan Rena coba mengembalikan suhu tubuhnya kembali normal. Itu juga cara dia menghilangkan rasa dingin yang membuat seluruh tubuhnya terasa ngilu. Malam itu sudah cukup larut. Dia pun sempat dilema apakah akan meminta jemput atau memaksa diri untuk pulang sendiri mengendarai moto

Menanti Takdir Tuhan untuk Disa

Adam dan Disa. Hubungan keduanya masih terbilang baik. Tapi, entahlah. Akhir-akhir ini Disa lebih memilih untuk menjaga jarak dengan Adam. Bukan karena tak suka, tapi karena ia tak ingin terlarut dalam perasaan yang belum jelas ujungnya. Malam itu, sebuah pesan muncul di ponsel Disa. "Besok libur, kemana kita'? begitu isi pesannya. Adam mengajak Disa pergi lagi. Tapi kali ini, gadis itu menolak. Karena alasan terlalu sering bepergian tiap kali libur akhir pekan. Disa memang terbilang wanita aneh. Kadang, ia menyukai berada di tengah keramaian. Berkumpul dengan teman-teman kantornya sesekali. Tapi,ia pun menikmati waktu sendiri, meski hanya bersama laptop dan alunan musik. Disa menolak karena ingin bersama keluarganya. Ia merasa tak enak hati jika tiap libur, ia harus keluar rumah. Lalu kapan waktu untuk ayah, ibu dan saudaranya. Begitu isi pikiran Disa saat mendapat ajakan Adam. Beruntung, Adam cukup pengertian. Keduanya pun gagal bertemu.  Dalam hati Disa,