Langsung ke konten utama

SinetrON masa Kini...



Jika harus memilih sinetron saat ini yang memiliki nilai edukasi memang bukanlah perkara mudah. Karena, jika harus berkata jujur sinetron yang berkembang di Indonesia saat ini, hampir semuanya tidak mengandung nilai edukasi. menurut saya, nilai edukasi yang diberikan oleh media hanya tersirat sehingga yang terlihat lebih dominan nilai-nilai kekerasan disbanding nilai moral yang mendidik. Oleh karena itu, dalam hal ini memang sangat membutuhkan sikap kritis dari masyarakat yang menonton itu sendiri.
Nilai edukasi yang ada di sinetron terkandung dalam setiap adegan yang diperankan oleh actor dan aktrisnya. kita tahu bahwa tidak semua penonton itu adalah khalayak aktif yang mampu menganalisiss isi dari sinetron. Sedangkan permasalahan yang ada adalah adegan yang sering dan menjadi ‘bulan-bulanan’ sinetron Indonesia  berkutat pada kekerasan, hedonism, dan seksualitas.
 Ditambah pula, tidak adanya segmentasi khalayak atas sinetron yang ditayangkan. Sehingga batasan, mana yang boleh di tonton oleh anak-anak, orang dewasa, dan remaja tidak ada. Dengan demikian, sinetron yang seharusnya untuk orang dewasa atau remaja justru ditonton juga oleh anak-anak.
Menurut saya semua sinetron itu isinya sama saja. Tidak jauh dari adegan menangis, marah-marah, berantem. Lagi pula menurut saja, menonton sinetron hanya buang-buang waktu. Posisi saya saat ini sudah dewasa, artinya bisa memebdakan mana yang baik dan tidak. Tanpa melihat sinetron pun, saya merasa pelajaran moral dan edukasi telah cukup diberikan baik oleh keluarga ataupun ketika saya mengenyam pendidikan. Saya lebih prefer untuk melihat acara-acara seperti jejak petualang. Karena banyak informasi baru yang bisa saya dapatkan.  Dari segi budaya, sampai kehidupan social. Dan perasaan ketika menonton sinetron dengan melihat acara touring jelas beda. Ketika saya menonton sinetron otak saya terasa berhenti akan tetapi ketika saya menonton acara-acara touring, pikiran saya jadi terbuka. Yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. 




Komentar

  1. dah bagus yg naek2 gunung sin...tu km bgt!!tp kl yg ini dangkal bgt dah gt terlalu resmi...gambar jg ga bgt bgusan gambar yg artikel naik gunung...judul ga menarik...tp dah lebih ringkas...sayang masih kurang mendalam...pk bahasa yg non formal...campur joke dikit...tp ada informasi pentingnya..-Aditorial-

    BalasHapus
  2. iya sih, sebagian besar sinetron Indonesia sekarang emg cuma asal kejar tayang, buat menuhin slot program TV, dan penonton suka, iklan masuk, jalanlah itu sikusnya.
    tapi jgn karna latah suka kritik semua yg dari Indonesia,yg dari luar dipuji2, lebih baik klo contoh realnya...km mikirin gmna industri tv indonesia lebih baik...

    BalasHapus
  3. makanya itu aku jg ngga suka nonton sinetron..
    udah ceritanya kemana - mana,
    kalo laku,episode-nya terus dipanjang - panjangin (walopun nggak nyambung)
    huffft.... kenapa Indonesia ngga ada lagi sinema bagus seperti "Keluarga Cemara" kaya jaman kita kecil dulu ya? :p

    BalasHapus
  4. Memang si,,aku setuju sama pendapat kamu. Isi TV sekarang, terutama sinetron isinya gak mendidik dan gak realistis. Kita sebagai konsumen cuma disodori pilihan yang sedikit oleh industri pertelevisian, yang bisa kita lakukan cuma memilih tayangan. Menurut pendapatku sih,tonton yang bagus, kalo jelek ya ganti aja, kalo semuanya jelek??? ya gak usah nonton TV,gitu aja. Tapi, masih ada kok segelintir tayangan yang berkualitas di TV nasional kita. Jangan terlalu pesimis-lah..

    BalasHapus
  5. sinetron sekarang sudah kalah oleh uang.
    jadi apapun adalah demi keuntungan pihak-pihak tertentu yang merugikan pihak lain.

    BalasHapus
  6. Sinteron Indonesia semuanya ngasal, ngasal bkin cerita, kadang jiplak dari film luar tapi episode nya dipanjang-panjangin ampe dibikin season2 segala, make up nya asal terang, nenek kok ya make upnya tebel banget, ceritanya gitu mulu prang miskin ketemu org kaya hubungan nya gak disetujuin, trus nangis-nangis, tokoh jahat memanfaatkan keadaan, datang pangeran kedua...dst...boseen

    BalasHapus
  7. ikt kampanye kt kemaren gag?
    ad tips2 wat ngurangin efek buruk sinetron lo,.
    coba buka aj situs DMW,
    search sendiri ya gw lupa alamatnya,.

    BalasHapus
  8. bener banget bu jurnalis..
    sinetron mah isinya cinta mulu ya?
    dah sekarang ngembrah di semua stasiun TV..
    gmn Indonesia maju kalo TV cuma kasih hiburan tanpa

    BalasHapus
  9. nih posting isunya DMW banget!! hahaha

    ayo kurangi nonton sinetron!!
    komen di blogku juga sin!!

    *dan akupun semakin Tahu*

    BalasHapus
  10. Kasihan orang-orang yang tidak bìsa mengambil edukasi dari perfilman/sinetron yg ada sampai saat ini..
    Bisa hancur moral-moral tunas-tunas bangsa...

    BalasHapus
  11. makanya sebagai generasi penerus bangsa kita kudu kritis..., katakan tidak untuk sinetron..
    hheeee..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Wabup, ‘Siapa Dapat Apa’

Polemik pengisian wakil bupati (wabup) Bogor terus saja bergulir. Tarik menarik kepentingan antara partai politik (parpol) pengusung Rachmat Yasin- Nurhayanti (RAYA) saat pemilihan kepala daerah (pilkada) 2013 membuat suhu politik di Kabupaten Bogor kian memanas. Masing-masing parpol berusaha mempertahankan jagoannya aga r bisa menjadi pendamping Nurhayanti. Segala cara dilakukan agar tujuannya tercapai, apalagi kalau bukan demi kekuasaan. Politik tidak pernah lepas dari kepentingan. Sebab, politik menyangkut ‘ siapa dapat apa’, seperti yang diungkapkan pakar politik Amerika serikat Harold D Lasswell.

Rio... Tolong Jemput Aku

Malam itu, tubuh Rena mendadak menggigil. Suhu tubuhnya lumayan tinggi, sementara posisinya masih di kantor. Beruntung, malam itu pekerjaannya sudah selesai. Tinggal menunggu finishing yang dilakukan rekannya. Sambil rebahan, Rena membaringkan tubuhnya di ruang pojok yang ada di kantor. Ruang itu memang biasa dipakai untuk segala rupa. Ada yang tidur, gosip, makan bareng, solat dan juga rapat setiap awal pekan. Rena melipat tubuhnya untuk mempertahankan suhu tubuh yang malam itu dirasanya nano-nano.  Antara dingin yang menusuk kulit dan panas disertai kepala pusing hingga membuat matanya jadi berair. Dan ujungnya, air mata pun membanjiri wajahnya yang sudah terlihat layu. Sambil menggosok-gosokan tangan Rena coba mengembalikan suhu tubuhnya kembali normal. Itu juga cara dia menghilangkan rasa dingin yang membuat seluruh tubuhnya terasa ngilu. Malam itu sudah cukup larut. Dia pun sempat dilema apakah akan meminta jemput atau memaksa diri untuk pulang sendiri mengendarai moto

Menanti Takdir Tuhan untuk Disa

Adam dan Disa. Hubungan keduanya masih terbilang baik. Tapi, entahlah. Akhir-akhir ini Disa lebih memilih untuk menjaga jarak dengan Adam. Bukan karena tak suka, tapi karena ia tak ingin terlarut dalam perasaan yang belum jelas ujungnya. Malam itu, sebuah pesan muncul di ponsel Disa. "Besok libur, kemana kita'? begitu isi pesannya. Adam mengajak Disa pergi lagi. Tapi kali ini, gadis itu menolak. Karena alasan terlalu sering bepergian tiap kali libur akhir pekan. Disa memang terbilang wanita aneh. Kadang, ia menyukai berada di tengah keramaian. Berkumpul dengan teman-teman kantornya sesekali. Tapi,ia pun menikmati waktu sendiri, meski hanya bersama laptop dan alunan musik. Disa menolak karena ingin bersama keluarganya. Ia merasa tak enak hati jika tiap libur, ia harus keluar rumah. Lalu kapan waktu untuk ayah, ibu dan saudaranya. Begitu isi pikiran Disa saat mendapat ajakan Adam. Beruntung, Adam cukup pengertian. Keduanya pun gagal bertemu.  Dalam hati Disa,