Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2012

S.K.R.I.P.S.I saya

     Sadar ataupun tidak, olahraga Skateboard berkembang menjadi salah satu olahraga atau pun permainan yang diminati oleh anak muda. Itu lah mengapa di hampir setiap daerah membentuk komunitas pecinta skateboard.  di Semarang sendiri, Ikatan  Skateboard  Semarang (ISS) menjadi wadah bagi  skateboarder  Semarang untuk berkiprah dalam dunia  skateboard.  Kehadiran komunitas ini pun menjadi salah satu bentuk subkultur anak muda ( youth subculture ), di mana kehadiran mereka di masyarakat menjadi kaum minoritas yang tidak jarang pula mendapat stigma negatif dari lingkungan sekitar.       Kemunculan majalah  Happen Skateboarding sebagai satu-satunya media komunitas skateboard tentunya memiliki peran bagi para penggiat skateboard ( skateboarder ) dalam memberikan pemahaman mengenai identitas dan gaya hidupnya sebagai skateboarder . Media komunitas cenderung menggambarkan kebutuhan dan minat anggota komunitasnya. Dengan demikian, nilai-nilai yang ditanamkan dalam media komunitas te

Lihat, Dengar dan Rasakan...

mengajak anak-anak bernyanyi sebelum membagikan produk susu      Bermain bersama anak-anak adalah hal yang menyenangkan bagi saya. Entahlah, saya selalu tertarik dengan dunia anak-anak. Dunia yang penuh dengan ketulusan, kejujuran dan keceriaan. Anak-anak adalah orang yang paling jujur. Mereka mengatakan apa yang mereka rasakan tanpa ada yang ditutup-tutupi. Berteman dengan mereka membuat saya belajar untuk menjadi calon ibu. Ibu untuk anak-anak saya nantinya. Saya belajar memahami dan mengerti dunia mereka. Belajar untuk berkomunikasi dengan mereka, mencari tahu apa yang mereka inginkan. Saya belajar untuk bisa mengambil hatinya dan membuat mereka nyaman dengan kehadiran saya.           Masuk dalam dunia anak juga membuat membuat saya sedikit banyak merasakan apa yang dirasakan oleh ibu saya. Saya jadi teringat akan masa Kuliah Kerja Nyata (KKN), di mana saya dan teman-teman harus mengajar anak-anak di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Kami harus mengajak anak-anak balita be

Step By STEP

  Pengalaman saya menjadi freelance di sebuah Event Organizer (EO) membuat saya mengenal banyak karakter orang.   Saya mendapat kesempatan bergabung bersama EO yang fokus pada pengembangan individu dan kelompok dengan memberikan program outbond .   Ini adalah pengalaman pertama bagi saya. Jika biasanya saya menjadi peserta outbond , kali ini saya justru menjadi fasilitator bagi peserta.  My Teams Tugas saya adalah memfasilitasi para peserta dalam berkegiatan. Saya harus memandu mereka untuk bisa menyelesaikan setiap permainan.   Masing-masing permainan memiliki aturan main dan pesan moral yang berbeda. Dan sebagai fasilitator saya dituntut untuk memahaminya. Oleh karena itu, sebelum pelaksanaan, saya dan fasilitator lainnya mendapatkan training singkat mengenai jenis permainan. Menjadi fasilitator membuat saya banyak belajar mengenai karakter individu. Dan saya juga dituntut untuk bisa mentransfer energi positif kepada para peserta agar tetap bersemangat menyelesaika

Hati-hati sama Hati

 Banyak hal terjadi dan itu diluar dari dugaan. Mendapatkan seseorang yang dicintai (meski sebenarnya hanya cinta semu), dan sekaligus merasakan apa yang disebut dengan patah hati (karena ternyata seseorang yang awalnya saya anggap mencintai karena benar-benar karena Allah, ternyata tidak). Semua hal itu tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Saya mendapatkan pengalaman yang amat sangat baru dan amat sangat memberikan pelajaran berharga untuk kehidupan saya ke depan. Banyak orang mengatakan bahwa cinta pertama itu sulit dilupakan. Ya, mungkin memang benar. Tapi sebenarnya melupakan adalah masalah waktu. Saya yakin bahwa segala kenangan bersama cinta pertama dengan sendirinya akan pudar dan terkikis oleh berjalannya waktu. Dan satu hal yang pasti, bahwa cinta yang terakhir akan jauh lebih mengesankan karena cinta itu akan dibawa sampai mati. Mungkin banyak orang yang menyesali perbuatan yang telah mereka lakukan, begitupun dengan saya. rasa penyesalan itu sempat hinggap dala

A Letter

     Sepucuk surat yang saya terima dari hati yang sendiri. Hati seseorang yang pernah ditinggalkan dan akhirnya memilih untuk meninggalkan hati yang pernah saling berbagi. Sepucuk surat yang sangat berarti dan memberikan pelajaran hidup bagi saya.       Saya tidak tahu persis kapan surat itu sampai. Saya mendapatkannya sesaat ketika tengah menuliskan ide-ide liar yang seringkali muncul ketika saya duduk manis didepan layar ketik sambil menikmati secangkir kopi mocca. Entahlah, apa yang membuat pengirimnya menuliskan surat tersebut untuk saya. Dalam surat tersebut, seseorang yang hatinya tengah sendiri menuliskan nama saya.  Dan kini sepucuk surat dari hati yang sendiri hadir ditengah anda.. selamat membaca.. Dear Ula,       Aku takut la .., aku takut jika aku harus jatuh cinta lagi. Aku berusaha menghindar dari kondisi tersebut. Aku belum siap untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang akan mengganggu kerja otak pikiran dan hati. Aku juga belum berani mengambil