Langsung ke konten utama

Cintai Pekerjaanmu



"Cintai pekerjaan mu, maka pekerjaan itu akan berbalik mencintai dan memberikan yang terbaik untuk kita"

Menulis. Inilah pekerjaan ku, yang sudah dirintis sejak duduk di bangku kuliah. Awalnya sempat sangsi dengan kemampuan menulis. Apalagi, sampai dengan semester akhir seorang dosen pernah mengkritik tulisan ku yang berantakan.

"Tulisan mu jelek sekali" ujarnya sembari membaca proposal skripsi.

Tapi akhirnya, sang dosen meralat ucapannya begitu melihat mata ku yang berkaca-kaca. Lucu kalau dikenang. Sedangkan saat ini aku setiap hari disuguhkan banyak tulisan.

Dan aku bersyukur karena memiliki  atasan yang secara tidak langsung mengasah kemampuan ku menulis.

Aku selalu merasa tertantang untuk menuntaskan tanggungjawab darinya. Walaupun, dalam pengerjaannya kadang membuat dahi mengkerut. Tapi, di sisi lain aku bahagia karena otak ku dilatih untuk berpikir. Belajar mengolah, menyusun sekaligus mengembangkan  kalimat menjadi sebuah tulisan.

Awalnya sempat bingung, tapi sekaligus tertantang mendengar permintaan pak bos untuk mengedit tiga kalimat menjadi tulisan. Dan benar saja, bahwa tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mau besungguh-sungguh.

Bersungguh-sungguh menuntaskan pekerjaan, karena sadar dengan tanggungjawab yang wajib dikerjakan. Bukankah kewajiban itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya? Bukan lagi karena melihat sosok yang menyuruh (pak bos,red), melainkan karena Allah.

Kami telah menjadikan untukmu semua didalam bumi itu sebagai lapangan mengusahakan kehidupan (bekerja) ; Tetapi sedikit sekali diantaramu yang bersyukur.”(QS. A’raf : 10)

"Dan sebaik-baik pekerjaan ialah usahanya seseorang pekerja apabila ia berbuat sebaik-baiknya (propesional).” (HR. Ahmad)

Hari ini untuk nanti. Semoga apa yang kita kerjakan hari, kelak akan memetik buah yang manis sesuai Izin dari-NYA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Wabup, ‘Siapa Dapat Apa’

Polemik pengisian wakil bupati (wabup) Bogor terus saja bergulir. Tarik menarik kepentingan antara partai politik (parpol) pengusung Rachmat Yasin- Nurhayanti (RAYA) saat pemilihan kepala daerah (pilkada) 2013 membuat suhu politik di Kabupaten Bogor kian memanas. Masing-masing parpol berusaha mempertahankan jagoannya aga r bisa menjadi pendamping Nurhayanti. Segala cara dilakukan agar tujuannya tercapai, apalagi kalau bukan demi kekuasaan. Politik tidak pernah lepas dari kepentingan. Sebab, politik menyangkut ‘ siapa dapat apa’, seperti yang diungkapkan pakar politik Amerika serikat Harold D Lasswell.

Rio... Tolong Jemput Aku

Malam itu, tubuh Rena mendadak menggigil. Suhu tubuhnya lumayan tinggi, sementara posisinya masih di kantor. Beruntung, malam itu pekerjaannya sudah selesai. Tinggal menunggu finishing yang dilakukan rekannya. Sambil rebahan, Rena membaringkan tubuhnya di ruang pojok yang ada di kantor. Ruang itu memang biasa dipakai untuk segala rupa. Ada yang tidur, gosip, makan bareng, solat dan juga rapat setiap awal pekan. Rena melipat tubuhnya untuk mempertahankan suhu tubuh yang malam itu dirasanya nano-nano.  Antara dingin yang menusuk kulit dan panas disertai kepala pusing hingga membuat matanya jadi berair. Dan ujungnya, air mata pun membanjiri wajahnya yang sudah terlihat layu. Sambil menggosok-gosokan tangan Rena coba mengembalikan suhu tubuhnya kembali normal. Itu juga cara dia menghilangkan rasa dingin yang membuat seluruh tubuhnya terasa ngilu. Malam itu sudah cukup larut. Dia pun sempat dilema apakah akan meminta jemput atau memaksa diri untuk pulang sendiri mengendarai moto

Menanti Takdir Tuhan untuk Disa

Adam dan Disa. Hubungan keduanya masih terbilang baik. Tapi, entahlah. Akhir-akhir ini Disa lebih memilih untuk menjaga jarak dengan Adam. Bukan karena tak suka, tapi karena ia tak ingin terlarut dalam perasaan yang belum jelas ujungnya. Malam itu, sebuah pesan muncul di ponsel Disa. "Besok libur, kemana kita'? begitu isi pesannya. Adam mengajak Disa pergi lagi. Tapi kali ini, gadis itu menolak. Karena alasan terlalu sering bepergian tiap kali libur akhir pekan. Disa memang terbilang wanita aneh. Kadang, ia menyukai berada di tengah keramaian. Berkumpul dengan teman-teman kantornya sesekali. Tapi,ia pun menikmati waktu sendiri, meski hanya bersama laptop dan alunan musik. Disa menolak karena ingin bersama keluarganya. Ia merasa tak enak hati jika tiap libur, ia harus keluar rumah. Lalu kapan waktu untuk ayah, ibu dan saudaranya. Begitu isi pikiran Disa saat mendapat ajakan Adam. Beruntung, Adam cukup pengertian. Keduanya pun gagal bertemu.  Dalam hati Disa,