"Cintai pekerjaan mu, maka pekerjaan itu akan berbalik mencintai dan memberikan yang terbaik untuk kita"
Menulis. Inilah pekerjaan ku, yang sudah dirintis sejak duduk di bangku kuliah. Awalnya sempat sangsi dengan kemampuan menulis. Apalagi, sampai dengan semester akhir seorang dosen pernah mengkritik tulisan ku yang berantakan.
"Tulisan mu jelek sekali" ujarnya sembari membaca proposal skripsi.
Tapi akhirnya, sang dosen meralat ucapannya begitu melihat mata ku yang berkaca-kaca. Lucu kalau dikenang. Sedangkan saat ini aku setiap hari disuguhkan banyak tulisan.
Dan aku bersyukur karena memiliki atasan yang secara tidak langsung mengasah kemampuan ku menulis.
Aku selalu merasa tertantang untuk menuntaskan tanggungjawab darinya. Walaupun, dalam pengerjaannya kadang membuat dahi mengkerut. Tapi, di sisi lain aku bahagia karena otak ku dilatih untuk berpikir. Belajar mengolah, menyusun sekaligus mengembangkan kalimat menjadi sebuah tulisan.
Awalnya sempat bingung, tapi sekaligus tertantang mendengar permintaan pak bos untuk mengedit tiga kalimat menjadi tulisan. Dan benar saja, bahwa tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mau besungguh-sungguh.
Bersungguh-sungguh menuntaskan pekerjaan, karena sadar dengan tanggungjawab yang wajib dikerjakan. Bukankah kewajiban itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya? Bukan lagi karena melihat sosok yang menyuruh (pak bos,red), melainkan karena Allah.
“Kami telah menjadikan untukmu semua didalam bumi itu sebagai lapangan mengusahakan kehidupan (bekerja) ; Tetapi sedikit sekali diantaramu yang bersyukur.”(QS. A’raf : 10)
"Dan sebaik-baik pekerjaan ialah usahanya seseorang pekerja apabila ia berbuat sebaik-baiknya (propesional).” (HR. Ahmad)
Hari ini untuk nanti. Semoga apa yang kita kerjakan hari, kelak akan memetik buah yang manis sesuai Izin dari-NYA.
Komentar
Posting Komentar