Banyak
hal terjadi dan itu diluar dari dugaan. Mendapatkan seseorang yang dicintai
(meski sebenarnya hanya cinta semu), dan sekaligus merasakan apa yang disebut dengan
patah hati (karena ternyata seseorang yang awalnya saya anggap mencintai karena
benar-benar karena Allah, ternyata tidak).
Semua hal itu tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Saya
mendapatkan pengalaman yang amat sangat baru dan amat sangat memberikan
pelajaran berharga untuk kehidupan saya ke depan. Banyak orang mengatakan bahwa
cinta pertama itu sulit dilupakan. Ya, mungkin memang benar. Tapi sebenarnya
melupakan adalah masalah waktu. Saya yakin bahwa segala kenangan bersama cinta
pertama dengan sendirinya akan pudar dan terkikis oleh berjalannya waktu. Dan
satu hal yang pasti, bahwa cinta yang terakhir akan jauh lebih mengesankan
karena cinta itu akan dibawa sampai mati.
Mungkin banyak orang yang menyesali perbuatan yang telah
mereka lakukan, begitupun dengan saya. rasa penyesalan itu sempat hinggap dalam
diri yang lemah ini. Saya merasa sebagai perempuan bodoh, yang terjebak
dalam cinta semu. Bodoh karena harus memberikan hati yang selama +/- 20 tahun saya jaga untuk imam saya nantinya. Namun sayangnya, saya tersesat. Saya
tersesat dalam perasaan saya sendiri, hingga akhirnya saya buta dan tuli. Saya
tidak bisa melihat sebuah kebenaran. Kesetiaan, ketulusan yang dulu saya
rasakan ternyata semu. Saya memang telah salah memberikan hati ini pada
seseorang.
Namun demikian, saya pun sadar. Tidak ada gunanya menyesali
apa yang telah terjadi, karena semuanya telah berlalu dan waktu tidak akan
pernah bisa diputar kembali. Dan saya memang harus berterima kasih pada
seseorang yang pernah singgah di hati saya. Karenanya saya menjadi tahu hakikat
cinta yang sebenarnya. Bahwa cinta itu harus didasari oleh keimanan dan
ketakwaan kita pada Allah. Karena tanpanya, itu hanya cinta yang dibawa setan
agar kita terjebak dalam cinta semu, Cinta yang terasa manis di awal dan akhirnya hanya menyisakan
penyesalan. Cinta yang sebenarnya akan membuat kita menjadi lebih dekat dengan Sang
Pemiliki Hati. Bukan sebaliknya. Bukan cinta yang hanya diucapkan dibibir dan
membuat orang yang mendengarnya berangan-angan serta bukan juga cinta yang di
balut oleh sentuhan lembut pasangan (BUKAN!). Cinta yang sesungguhnya akan membuat dua insan
saling menjaga hati dan pandangannya. Menjaga hati dan pandangannya dengan
beriman kepada Allah SWT.
semoga ada pelajaran untuk kita semua....
Komentar
Posting Komentar