Langsung ke konten utama

Hati-hati sama Hati


 Banyak hal terjadi dan itu diluar dari dugaan. Mendapatkan seseorang yang dicintai (meski sebenarnya hanya cinta semu), dan sekaligus merasakan apa yang disebut dengan patah hati (karena ternyata seseorang yang awalnya saya anggap mencintai karena benar-benar karena Allah, ternyata tidak).

Semua hal itu tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Saya mendapatkan pengalaman yang amat sangat baru dan amat sangat memberikan pelajaran berharga untuk kehidupan saya ke depan. Banyak orang mengatakan bahwa cinta pertama itu sulit dilupakan. Ya, mungkin memang benar. Tapi sebenarnya melupakan adalah masalah waktu. Saya yakin bahwa segala kenangan bersama cinta pertama dengan sendirinya akan pudar dan terkikis oleh berjalannya waktu. Dan satu hal yang pasti, bahwa cinta yang terakhir akan jauh lebih mengesankan karena cinta itu akan dibawa sampai mati.

Mungkin banyak orang yang menyesali perbuatan yang telah mereka lakukan, begitupun dengan saya. rasa penyesalan itu sempat hinggap dalam diri yang lemah ini. Saya merasa sebagai perempuan bodoh, yang terjebak dalam cinta semu. Bodoh karena harus memberikan hati yang selama +/- 20 tahun saya jaga untuk imam saya nantinya. Namun sayangnya, saya tersesat. Saya tersesat dalam perasaan saya sendiri, hingga akhirnya saya buta dan tuli. Saya tidak bisa melihat sebuah kebenaran. Kesetiaan, ketulusan yang dulu saya rasakan ternyata semu. Saya memang telah salah memberikan hati ini pada seseorang.

Namun demikian, saya pun sadar. Tidak ada gunanya menyesali apa yang telah terjadi, karena semuanya telah berlalu dan waktu tidak akan pernah bisa diputar kembali. Dan saya memang harus berterima kasih pada seseorang yang pernah singgah di hati saya. Karenanya saya menjadi tahu hakikat cinta yang sebenarnya. Bahwa cinta itu harus didasari oleh keimanan dan ketakwaan kita pada Allah. Karena tanpanya, itu hanya cinta yang dibawa setan agar kita terjebak dalam cinta semu, Cinta yang terasa  manis di awal dan akhirnya hanya menyisakan penyesalan. Cinta yang sebenarnya akan membuat kita menjadi lebih dekat dengan Sang Pemiliki Hati. Bukan sebaliknya. Bukan cinta yang hanya diucapkan dibibir dan membuat orang yang mendengarnya berangan-angan serta bukan juga cinta yang di balut oleh sentuhan lembut pasangan (BUKAN!).  Cinta yang sesungguhnya akan membuat dua insan saling menjaga hati dan pandangannya. Menjaga hati dan pandangannya dengan beriman kepada Allah SWT. 

semoga ada pelajaran untuk kita semua....


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Wabup, ‘Siapa Dapat Apa’

Polemik pengisian wakil bupati (wabup) Bogor terus saja bergulir. Tarik menarik kepentingan antara partai politik (parpol) pengusung Rachmat Yasin- Nurhayanti (RAYA) saat pemilihan kepala daerah (pilkada) 2013 membuat suhu politik di Kabupaten Bogor kian memanas. Masing-masing parpol berusaha mempertahankan jagoannya aga r bisa menjadi pendamping Nurhayanti. Segala cara dilakukan agar tujuannya tercapai, apalagi kalau bukan demi kekuasaan. Politik tidak pernah lepas dari kepentingan. Sebab, politik menyangkut ‘ siapa dapat apa’, seperti yang diungkapkan pakar politik Amerika serikat Harold D Lasswell.

Rio... Tolong Jemput Aku

Malam itu, tubuh Rena mendadak menggigil. Suhu tubuhnya lumayan tinggi, sementara posisinya masih di kantor. Beruntung, malam itu pekerjaannya sudah selesai. Tinggal menunggu finishing yang dilakukan rekannya. Sambil rebahan, Rena membaringkan tubuhnya di ruang pojok yang ada di kantor. Ruang itu memang biasa dipakai untuk segala rupa. Ada yang tidur, gosip, makan bareng, solat dan juga rapat setiap awal pekan. Rena melipat tubuhnya untuk mempertahankan suhu tubuh yang malam itu dirasanya nano-nano.  Antara dingin yang menusuk kulit dan panas disertai kepala pusing hingga membuat matanya jadi berair. Dan ujungnya, air mata pun membanjiri wajahnya yang sudah terlihat layu. Sambil menggosok-gosokan tangan Rena coba mengembalikan suhu tubuhnya kembali normal. Itu juga cara dia menghilangkan rasa dingin yang membuat seluruh tubuhnya terasa ngilu. Malam itu sudah cukup larut. Dia pun sempat dilema apakah akan meminta jemput atau memaksa diri untuk pulang sendiri mengendarai moto

Menanti Takdir Tuhan untuk Disa

Adam dan Disa. Hubungan keduanya masih terbilang baik. Tapi, entahlah. Akhir-akhir ini Disa lebih memilih untuk menjaga jarak dengan Adam. Bukan karena tak suka, tapi karena ia tak ingin terlarut dalam perasaan yang belum jelas ujungnya. Malam itu, sebuah pesan muncul di ponsel Disa. "Besok libur, kemana kita'? begitu isi pesannya. Adam mengajak Disa pergi lagi. Tapi kali ini, gadis itu menolak. Karena alasan terlalu sering bepergian tiap kali libur akhir pekan. Disa memang terbilang wanita aneh. Kadang, ia menyukai berada di tengah keramaian. Berkumpul dengan teman-teman kantornya sesekali. Tapi,ia pun menikmati waktu sendiri, meski hanya bersama laptop dan alunan musik. Disa menolak karena ingin bersama keluarganya. Ia merasa tak enak hati jika tiap libur, ia harus keluar rumah. Lalu kapan waktu untuk ayah, ibu dan saudaranya. Begitu isi pikiran Disa saat mendapat ajakan Adam. Beruntung, Adam cukup pengertian. Keduanya pun gagal bertemu.  Dalam hati Disa,