Langsung ke konten utama

Selamat Datang Jagoan!



Malam sebelum proses persalinan, aku masih sempat datang ke kantor. Saat itu aku sudah pembukaan satu. Aku sengaja datang ke kantor untuk mengambil pesanan baso aciku.

"Lu belum lahiran juga,"ujar Doyok, rekan kerjaku.

"Belum nih, baru pembukaan satu,"jawabku.

"Wah, pasti lama. Istri gw aja tiga hari baru lahir sejak pembukaan satu,"ujarnya.

"Semoga cepet ini mah,"jawabku yakin.

Aku memang sudah tak sabar ingin segera melahirkan. Maklum, sudah dua minggu ini aku cuti dan menanti kelahiran buah hati. Sampai akhirnya setelah beres mengambil pesanan baso aci, kami kembali ke rumah.

Malam itu, aku menahan rasanya kontraksi di rumah. Rasanya sungguh luar biasa. sudah pinggang terasa panas perut juga sudah tak karuan.

Sampai akhirnya rasa mulas itu datang lebih sering. Tepat pukul 22:00 WIB, kami menuju bidan. Saat dicek, aku baru mau pembukaan tiga.



Bidan menyuruhku untuk tiduran sambil menunggu kontraksi. Rasanya luar biasa. Mulutku tak berhenti mengucap dzikir, berdoa agar dimudahkan prosesnya. Sesekali aku remas tangan suamiku, bersamaan dengan rasa mules yang rasanya luar biasa.

Puncaknya, sekitar pukul 01:00 WIB, aku merasa ingin buang air besar. Aku meminta suami untuk mengantarkan ke kamar mandi. Tapi, meski ingin BAB, aku tidak bisa mengeluarkannya. Perutku betul betul mulas sampai aku nyaris menangis di kamar mandi.

"Aku mau pup, tapi gak bisa keluar,"jawabku sambil menangis

"Ibu jangan nangis. Ayo sini kita cek dulu ya bukaan berapa. Mungkin ini tanda mau ngajakin (keluar bayi-red),"jawab bidan jaga.

Akhirnya, aku diminta tiduran dan dicek pembukaannya.
"Ibu sudah pembukaan 7. Sebentar lagi ya,"kata bidan.

Malam itu, tim bidan dan perawatnya sudah bersiap siap dengan alat medisnya untuk proses persalinan.  "Ibu tarik nafas ya. Nafasnya diatur. Sebentar lagi"kata bidan jaga.

Suamiku juga terus berusaha menyemangati agar aku kuat. Sesekali dia mecium keningku, dan mngusap kepalaku.

Sampai akhirnya dengan beberapa kali mengejan, suara tangisan bayi itu kudengar.

"Alhamdulillah, bayi kami lahir selamat dan sehat"

Selamat datang, jagoan!




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SinetrON masa Kini...

Jika harus memilih sinetron saat ini yang memiliki nilai edukasi memang bukanlah perkara mudah. Karena, jika harus berkata jujur sinetron yang berkembang di Indonesia saat ini, hampir semuanya tidak mengandung nilai edukasi. menurut saya, nilai edukasi yang diberikan oleh media hanya tersirat sehingga yang terlihat lebih dominan nilai-nilai kekerasan disbanding nilai moral yang mendidik. Oleh karena itu, dalam hal ini memang sangat membutuhkan sikap kritis dari masyarakat yang menonton itu sendiri. Nilai edukasi yang ada di sinetron terkandung dalam setiap adegan yang diperankan oleh actor dan aktrisnya. kita tahu bahwa tidak semua penonton itu adalah khalayak aktif yang mampu menganalisiss isi dari sinetron. Sedangkan permasalahan yang ada adalah adegan yang sering dan menjadi ‘bulan-bulanan’ sinetron Indonesia  berkutat pada kekerasan, hedonism, dan seksualitas.  Ditambah pula, tidak adanya segmentasi khalayak atas sinetron yang ditayangkan. Sehingga batasan, mana yang...

PereMpuan itu HebaT

PEREMPUAN. Kata tersebut memiliki makna yang besar. Jika diperhatikan kata perempuan. terdiri dari satu kata yaitu empu, yang kemudian diberi awalan dan akhiran per- dan –an. Jika di eja satu persatu menjadi per- empu -an. Kata perempuan bisa diartikan sebagai yang di ‘empu’ kan. Mendengar kata “empu” persepsi kita pasti merujuk pada seseorang yang dihormati, dijunjung tinggi, bijaksana, lemah lembut, dan segala hal yang menunjuk pada sikap halus. Percaya atau tidak seorang perempuan memilki pengaruh yang besar bagi kehidupan di dunia ini. Seorang perempuan memilki kekuatan yang besar bahkan kekuatannya bisa melebihi seorang laki-laki. tanpa maksud untuk membandingkannya dengan kaum laki-laki namun itulah “real reality”. Bukti kekuatan perempuan bisa dilihat ketika mereka sedang mengandung dan melahirkan. Betapa kuatnya mereka, betapa beraninya mereka mempertaruhkan nyawanya demi sang anak. Walaupun demikian, keberadaan perempuan di tengah masyarakat seringkali dianggap lemah. ...

ke Gunung???

                Sebagian orang berpikir, apa sih enaknya naik gunung?itu kan bikin capek!”  naik gunung berarti jauh dari peradaban. Emang gak salah kalo ada yang bilang seperti itu, karena saya pun awalnya demikian. Mendaki gunung tidak senikmat yang saya bayangkan. Susah, capek , whuahh..., pokoknya yang gak enak2 banyak deh. Eitzz... tunggu dulu, meski gak enak  tapi ada buanyaaak pelajaran yang bisa kamu dapatkan ketika kamu melakukan proses yang namanya mendaki. Mendengar kata mendaki, pastinya pikiran kita tertuju pada perjalanan menuju puncak gunung. Semakin terus kita berjalan, perjalanan kita semakin naik dan pastinya semakin berat. Buat  saya pribadi disitulah rasa nikmatnya melakukan pendakian gunung. Apalagi jika berhasil sampai di puncak tertinggi. Wauuw.., rasanya sungguh nano-nano deh. Takjub melihat kebesaran ALLAH, puas karena berhasil melewati segala rintangan. Saya...