“Ketika seseorang datang dan masuk
dalam kehidupan kita, maka sudah wajib hukumnya untuk mempersiapkan diri jika
orang tersebut akan keluar dan pergi dari kehidupan kita”.
Mereka memang selalu
datang dan pergi sesuka hati. Masuk dan keluar seenaknya, bahkan seringkali
tidak berpamitan. Dan sepertinya kita pun harus siap dengan hal itu. Satu hal
yang pasti, bahwa kehadirannya memiliki peran dalam hidup kita. Bukankan dunia
ini seperti panggung sandiwara, di mana masing-masing dari kita adalah aktor
utama Ada peran yang harus kita mainkan.
Dan layaknya sebuah pementasan, maka akan banyak pemain yang akan beradu akting
dengan kita. Ada yang berperan sebagai pemain pendukung ada pula yang bertindak
sebagai pemain figuran atau hanya sekedar hiasan.
Apapun peran mereka,
kehadirannya tetap menjadi unsur yang tidak kalah penting untuk membuat pementasan menjadi
lebih hidup. Begitupun halnya dengan orang-orang yang kita temui. Meskipun
kedatangannya seringkali silih berganti,
mereka pun memainkan peran penting untuk
hidup kita. Mereka adalah orang yang berharga untuk membuat hidup kita
menjadi lebih hidup. Tanpa kita sadari, mereka telah mengajarkan kita banyak hal yang
bisa membuat hidup kita menjadi lebih berkualitas. Lalu, pernahkah kita
berterima kasih dengan kehadiran mereka, para pemain figuran dan pendukung
lainnya dalam hidup kita? atau jangan-jangan kita lebih sering menyesali
pertemuan dengan mereka?
Sebagai
manusia yang memiliki keterbatasan, kita
hanya menjalankan takdir yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta. Menjalankan takdir-NYA
bukan berarti kita pasrah keadaan dan membuat kita menjadi enggan untuk merubah
keadaaan (TIDAK!). Yang dimaksud dengan menjalankan takdir-NYA adalah menerima
apa yang telah menjadi keputusan dan kehendak-NYA. Ketika kita berusaha untuk
selalu berbuat baik kepada orang lain, dan suatu hari kita bertemu dengan
seseorang yang justru memperlakukan kita sebaliknya, maka mau tidak mau, suka
tidak suka harus kita terima. Itu adalah bagian dari ujian agar kita menjadi
pribadi yang lebih berkualitas. Kita tidak tahu bagaimana rasanya sakit,
sebelum kita terjatuh. Jatuh untuk berdiri dan menjadi kuat. Itulah yang harus
kita sikapi.
Sama halnya dengan
pertemuan kita dengan para pemain figuran. Berbagai karakter mereka sudah pasti
ada yang tidak pas dan nyaman di hati. Namun itulah cara Allah untuk
mengajarkan kita untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Kehadiran mereka
seharusnya kita sikapi sebagai cermin untuk menginsitrospeksi diri kita. Karena
bagaimana pun juga kita adalah pamrean figuran untuk orang lain, dan bisa jadi
kehadiran kita pun membuat perasaan orang lain menjadi tidak nyaman.
Kita tidak bisa menuntut
mereka untuk berperilaku, bersikap sesuai dengan yang kita inginkan. Masing-masing
kepala memiliki isi yang berbeda. Jadi persiapkan diri kita untuk menerima
hal-hal di luar keinginan kita agar kita tidak kecewa. Ketika seseorang datang
dalam hidup kita, maka bersiaplah jika suatu saat nanti ia pergi meninggalkan kita. Meskipun manusia
adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain, namun pada akhirnya
memang tidak ada yang bisa membantu kita untuk menjalani hidup ini selain diri
yang lemah ini dan pertolongan-NYA.
Semoga ada hikmah yang
dapat dipetik dari setiap rangkaian kata yang tersusun didalamnya. Tulisan ini
adalah bentuk keprihatinan saya atas beberapa fenomena yang muncul, baik yang
berupa cerita fiktif yang muncul di televisi ataupun yang saya temui dalam
keseharian. Ketika seseorang, teman,
sahabat ataupun orang lain yang tengah merasa bahagia karena memiliki
orang-orang yang dicintai dan mencintainya. Namun seringkali mereka lupa, jika
dalam setiap pertemuan selalu ada perpisahan. Dan seringkali kita tidak
menyiapkannya, sehingga yang terjadi tidak sedikit orang-orang yang frustasi,
depresi karena harus berpisah dengan orang-orang yang dicintainya. Hal tersebut pun tidak jarang menumbuhkan rasa benci. Benci karena telah disakiti oleh orang yang pernah dicintai. Orang yang telah ditetapkan Allah menjadi aktor figuran ataupun pendukung dalam pementasan cerita kehidupan kita.
Tidak sedikitkan kasus seperti itu terjadi. Awal-awal merasa bahagia, dunia sekaan milik berdua. Namun ketika hubungan telah berakhir justru satu sama lain saling membenci. berlomba-lomba untuk mencari pemeran pengganti tanpa melakukan instrospeksi.
Hidup itu akan terus berkesinambungan. Pementasan cerita kehidupan kita akan terus berlangsung, dan selama itu pula akan ada pemeran-pemeran baru yang masuk dan menjadi bagian dari cerita kehidupan kita. siapa pun pemeran tersebut, bagaimana pun sikap, sifat dan perilakunya buatlah mereka menjadi pemeran yang berjasa. Karena mereka akan memberikan diri ini pengalaman dan pelajaran hidup berharga, yang kelak membuat diri yang lemah ini menjadi pribadi yang lebih berkualitas.
Kita adalah seperti yang kita pikirkan
berpikirlah positif dalam situasi seburuk dan sesulit apapaun
karena sesungguhnya segala yang terjadi dan segala ketetapan-NYA akan berujung pada KEBAIKAN
bagi kita. bagi saya, kamu, dia dan mereka yang menyakini dan percaya pada Penciptanya.
semoga kita selalui dilindungi oleh -NYA
amin...
Komentar
Posting Komentar