Langsung ke konten utama

Perhiasan Dunia

Perempuan itu adalah makhluk yang cantik, indah, menawan dan menarik hati. pantas saja banyak lelaki yang terpikat oleh segala yang dimiliki oleh perempuan. Dari ujung rambut sampai ujung kaki selalu menarik pandangan kaum adam. Makanya dalam islam, perempuan wajib menutupi perhiasannya.

yup., perhiasan!. Apa yang dimiliki oleh kami kaum perempuan adalah perhiasan yang berharga. Perhiasan yang seharusnya dijaga baik-baik dari  pandangan mata lelaki. pertanyaannya? mengapa masih banyak perempuan yang justru mepertontonkan perhiasannya di hadapan umum, sehingga semua mata dapat melihatnya. 

Banyak hal yang mendasari hal itu, Namun, hal  yang paling utama adalah kurangnya pemahaman mengenai islam. itulah alasan mengapa untuk memilih pasangan hidup, agama menjadi poin pertama yang harus dipertimbangkan. Berdasarkan hasil skripsi saya diketahui bahwa pemahaman merupakan bagian dari pengalaman seseorang mengenai sesuatu, yang kemudian menuntun seseorang dalam bertindak. Oleh karena itu, pemahaman seseorang tentang agama pun akan menuntun individu untuk melakukan suatu tindakan, termasuk memutuskan diri berhijab (red: menutup aurat). Penting untuk diingat bahwa pemahaman seseorang pun akan berbeda. Meskipun sama-sama perempuan dan beragama islam, namun pemahaman mereka tentang pentingnya menutup aurat tidak akan sama. 

Saya jadi ingat ketika saya masih belum berhijab. Bagi saya jilbab imerupakan bagian dari  pakaian suci yang tidak sembarangan orang memakainya. Artinya orang yang menggunakan jilbab adalah orang yang benar-benar mampu menjaga hatinya. Tidak hanya sekedar pakain biasa yang menutupi kepala. makna jilbab memang besar buat saya, dan itulah mengapa saya saat itu ragu untuk menggunakannya. saya berpikir bahwa saya masih belum pantas untuk menggunakannya. Dan saya pun meyakini bahwa orang yang berjilbab pun belum tentu akhlaknya lebih baik dari orang yang tidak menggunakan jilbab. 

Namun saya akhirnya sadar, bahwa tidak ada yang bisa menjamin sampai kapan saya hidup.Dan saya juga sadar, bahwa Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, selain kita sendiri yang berusaha mengubahnya. Jika saya tidak berusaha untuk menjadi muslimah yang baik, maka selamanya saya akan menjadi muslimah 'gadungan' (red: mengaku muslim tapi tidak menjalankan Perintah-NYA). Akhirnya saya pun memutuskan diri untuk berhijab, meski pemahaman saya tentang islam belum sempurna. Dan saya yakin bahwa Allah akan membantu dan memudahkan saya. 

Dan segala sesuatu yang jelas kebaikannya, tidak boleh ditunda-tunda karena esok belum tentu ada untuk kita.
jadi buat kaum hawa.., mari kita sama-sama menjaga perhiasan yang kita miliki..,  kalo bukan kita siapa lagi. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Wabup, ‘Siapa Dapat Apa’

Polemik pengisian wakil bupati (wabup) Bogor terus saja bergulir. Tarik menarik kepentingan antara partai politik (parpol) pengusung Rachmat Yasin- Nurhayanti (RAYA) saat pemilihan kepala daerah (pilkada) 2013 membuat suhu politik di Kabupaten Bogor kian memanas. Masing-masing parpol berusaha mempertahankan jagoannya aga r bisa menjadi pendamping Nurhayanti. Segala cara dilakukan agar tujuannya tercapai, apalagi kalau bukan demi kekuasaan. Politik tidak pernah lepas dari kepentingan. Sebab, politik menyangkut ‘ siapa dapat apa’, seperti yang diungkapkan pakar politik Amerika serikat Harold D Lasswell.

Rio... Tolong Jemput Aku

Malam itu, tubuh Rena mendadak menggigil. Suhu tubuhnya lumayan tinggi, sementara posisinya masih di kantor. Beruntung, malam itu pekerjaannya sudah selesai. Tinggal menunggu finishing yang dilakukan rekannya. Sambil rebahan, Rena membaringkan tubuhnya di ruang pojok yang ada di kantor. Ruang itu memang biasa dipakai untuk segala rupa. Ada yang tidur, gosip, makan bareng, solat dan juga rapat setiap awal pekan. Rena melipat tubuhnya untuk mempertahankan suhu tubuh yang malam itu dirasanya nano-nano.  Antara dingin yang menusuk kulit dan panas disertai kepala pusing hingga membuat matanya jadi berair. Dan ujungnya, air mata pun membanjiri wajahnya yang sudah terlihat layu. Sambil menggosok-gosokan tangan Rena coba mengembalikan suhu tubuhnya kembali normal. Itu juga cara dia menghilangkan rasa dingin yang membuat seluruh tubuhnya terasa ngilu. Malam itu sudah cukup larut. Dia pun sempat dilema apakah akan meminta jemput atau memaksa diri untuk pulang sendiri mengendarai moto

Menanti Takdir Tuhan untuk Disa

Adam dan Disa. Hubungan keduanya masih terbilang baik. Tapi, entahlah. Akhir-akhir ini Disa lebih memilih untuk menjaga jarak dengan Adam. Bukan karena tak suka, tapi karena ia tak ingin terlarut dalam perasaan yang belum jelas ujungnya. Malam itu, sebuah pesan muncul di ponsel Disa. "Besok libur, kemana kita'? begitu isi pesannya. Adam mengajak Disa pergi lagi. Tapi kali ini, gadis itu menolak. Karena alasan terlalu sering bepergian tiap kali libur akhir pekan. Disa memang terbilang wanita aneh. Kadang, ia menyukai berada di tengah keramaian. Berkumpul dengan teman-teman kantornya sesekali. Tapi,ia pun menikmati waktu sendiri, meski hanya bersama laptop dan alunan musik. Disa menolak karena ingin bersama keluarganya. Ia merasa tak enak hati jika tiap libur, ia harus keluar rumah. Lalu kapan waktu untuk ayah, ibu dan saudaranya. Begitu isi pikiran Disa saat mendapat ajakan Adam. Beruntung, Adam cukup pengertian. Keduanya pun gagal bertemu.  Dalam hati Disa,