Setiap hari, kalimat itu selalu membayangi hari-hari saya. Apalagi sejak memegang halaman utama. Hampir setahun, saya dipercaya memegang halaman muka koran. Rasanya? Ah luar biasa. Beruntung saya punya memiliki pemimpin yang baik hati. Meskipun orangnya keras, tapi beliau selalu memberikan saya solusi dan mentransferkan pemikirannya yang luar biasa hingga mau tak mau diri ini mengikuti.
Dari beliau juga saya belajar, bagaimana menentukan headline, membuat judul berita. Meski tidak selalu benar dan tepat, Tapi setidaknya Allah mengirimkan beliau untuk mengajari saya banyak hal. Judul itu menjadi kekuatan. Dan untuk mendapatkannya tentu tidak mudah.
Kebanyakan waktu habis untuk menentukan judul dan lead (kepala berita,red). Karena, dua itu yang jadi kekuatan apakah koran ini mau dibaca atau tidak. Dan harus diakui, ketika dua hal itu sudah didapat, maka sangat mudah untuk kembali melanjutkan tulisan hingga ke bagian tubuh dan akhir berita.
Tapi tentu saja, untuk mendapatkannya seorang redaktur harus betul-betul mengorek informasi utuh dari waratawan. Hingga tak jarang adu perdebatan pun terjadi. Perkara debat bukan soal siapa yang menang dengan argumen, tapi untuk memastikan apakah informasi yang disajikan ke pembaca adalah benar benar benar.
Dan dari proses debat ini pula terkadang muncul informasi yang tercecer namun punya nilai kuat untuk menjadi angel berita dan menarik dibuat judul. Bagi wartawan yang tidak paham tugasnya, tentu malas untuk meladeni pertanyaan redaktur. Ada yang menganggapnya cerewat atau banyak mau.Padahal, semua itu tak lepas dari proses cek and re-check informasi sebelum disampaikan ke masyarakat.
Bukankah setiap pekerjaan akan dimintai pertanggungjawabannya. Dan saya bersyukur bisa menjalani dan melewati setiap malamnya. Dan, yang paling saya syukuri karena Allah selalu ada membimbing saya dalam setiap huruf yang saya ketikan.
Dari beliau juga saya belajar, bagaimana menentukan headline, membuat judul berita. Meski tidak selalu benar dan tepat, Tapi setidaknya Allah mengirimkan beliau untuk mengajari saya banyak hal. Judul itu menjadi kekuatan. Dan untuk mendapatkannya tentu tidak mudah.
Kebanyakan waktu habis untuk menentukan judul dan lead (kepala berita,red). Karena, dua itu yang jadi kekuatan apakah koran ini mau dibaca atau tidak. Dan harus diakui, ketika dua hal itu sudah didapat, maka sangat mudah untuk kembali melanjutkan tulisan hingga ke bagian tubuh dan akhir berita.
Tapi tentu saja, untuk mendapatkannya seorang redaktur harus betul-betul mengorek informasi utuh dari waratawan. Hingga tak jarang adu perdebatan pun terjadi. Perkara debat bukan soal siapa yang menang dengan argumen, tapi untuk memastikan apakah informasi yang disajikan ke pembaca adalah benar benar benar.
Dan dari proses debat ini pula terkadang muncul informasi yang tercecer namun punya nilai kuat untuk menjadi angel berita dan menarik dibuat judul. Bagi wartawan yang tidak paham tugasnya, tentu malas untuk meladeni pertanyaan redaktur. Ada yang menganggapnya cerewat atau banyak mau.Padahal, semua itu tak lepas dari proses cek and re-check informasi sebelum disampaikan ke masyarakat.
Bukankah setiap pekerjaan akan dimintai pertanggungjawabannya. Dan saya bersyukur bisa menjalani dan melewati setiap malamnya. Dan, yang paling saya syukuri karena Allah selalu ada membimbing saya dalam setiap huruf yang saya ketikan.
Komentar
Posting Komentar