Langsung ke konten utama

“Berpetualang DI JERAM SUNGAI”


Arung jeram. Apa yang terbayang dibenak kita ketika mendengar istilah tersebut. Yah, tentunya terbayang sungai dengan arus deras dan batu-batu besarnya yang siap menghadang.  Arung jeram merupakan olah raga beregu, yang sangat mengandalkan kekompakan tim. Kerja sama yang terpadu dan pengertian yang mendalam antar awak perahu, merupakan faktor utama yang menunjang keberhasilan melewati berbagai hambatan di sungai.

 Tak dapat dibantah bahwa Arung Jeram merupakan olah raga yang penuh resiko (high risk sport). Hal tersebut cukup menantang bagi sebagian orang khususnya bagi para pecinta arung jeram atau biasa disebut rafter. Mereka menganggap, berarung jeram akan membawa kita pada suatu pengalaman baru.
                                                           
Keindahan alam disepanjang sungai yang menampilkan pemandangan flora dan fauna yang alami dan indah untuk dinikmati bisa menjadi obat dari kejenuhan rutinitas kita. Apalagi ketika kita berhasil melewati jeram demi jeramnya, tentunya kita akan merasa puas dan berteriak. Saat itulah segala ketegangan jiwa dapat terlepaskan.  

Selain itu, olahraga air ini juga  sebagai ajang untuk menguji keberanian diri dalam menghadapi tantangan. Namun, bagi kebanyakan orang, olahraga yang  dapat memacu adrenalin ini justru dianggap hal yang menakutkan. Bayangan akan kecelakaan yang menelan korban mungkin akan terbayang dibenak mereka.

Arung jeram memang kerap dicap sebagai “olahraga maut” sehingga tidak heran jika olahraga ini belum begitu popular di Indonesia. Meskipun sebenarnya, olahraga ini sudah ada sejak dahulu. Yaitu pada masyarakat tradisional di Kalimantan yang kondisi alamnya menantang. Hal ini dapat dilihat dari karakteristik sungai-sungainya yang lebar dan sebagian berjeram. Dengan kondisi demikian, menjadikan kegiatan Arung Jeram sebagai bagian dari kehidupan mereka sehari-hari.

  Olah raga arung jeram dapat dikategorikan sebagai olah raga petualangan, karena selain mengandung unsur olahraga, juga ada unsur kepetualangan (adventure) dengan berbagai resikonya. Sehingga dalam melakukan olahraga arung jeram, kita memerlukan ketrampilan dan pemahaman khusus. Yaitu melalui proses latihan dan penambahan jam terbang.

 Bagi anda yang pemula, untuk melatih kemampuan berarung jeram dapat kita lakukan di sungai yang tenang kemudian secara berangsur-angsur meningkat pada sungai yang berjeram mudah hingga tersulit. Untuk melakukan olahraga ini perlu kemampuan  untuk mengendalikan perahu dan juga memerlukan suatu pemahaman tentang segala teknik mendayung yang hanya dapat dicapai dengan banyak latihan. Baik pemahaman teknis, kemampuan membaca medan secara kognitif, dan sehat fisik dan mental.

 Memperbanyak pengetahuan, bisa menjauhkan kita dari kemungkinan buruk yang terjadi. Semakin banyak pengetahuan, apakah itu tentang karakteristik sungai, pengetahuan peralatan yang menunjang keamanan (Safety Procedure Standart) sedikit banyak akan meminimalisir resiko  yang akan terjadi. Dengan bekal ilmu, kita akan tahu langkah apa yang harus kita lakukan saat mengahadapi jeram dan bagaimana cara melewatinya.

 Nah, buat anda yang pemula atau yang belum paham teknik arung jeram, namun tertarik untuk mencoba disarankan untuk menggunakan jasa guide yang berperan sebagai pemandu sekaligus dapat berbagi ilmu berarung jeram yang aman dan mengasikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Wabup, ‘Siapa Dapat Apa’

Polemik pengisian wakil bupati (wabup) Bogor terus saja bergulir. Tarik menarik kepentingan antara partai politik (parpol) pengusung Rachmat Yasin- Nurhayanti (RAYA) saat pemilihan kepala daerah (pilkada) 2013 membuat suhu politik di Kabupaten Bogor kian memanas. Masing-masing parpol berusaha mempertahankan jagoannya aga r bisa menjadi pendamping Nurhayanti. Segala cara dilakukan agar tujuannya tercapai, apalagi kalau bukan demi kekuasaan. Politik tidak pernah lepas dari kepentingan. Sebab, politik menyangkut ‘ siapa dapat apa’, seperti yang diungkapkan pakar politik Amerika serikat Harold D Lasswell.

Rio... Tolong Jemput Aku

Malam itu, tubuh Rena mendadak menggigil. Suhu tubuhnya lumayan tinggi, sementara posisinya masih di kantor. Beruntung, malam itu pekerjaannya sudah selesai. Tinggal menunggu finishing yang dilakukan rekannya. Sambil rebahan, Rena membaringkan tubuhnya di ruang pojok yang ada di kantor. Ruang itu memang biasa dipakai untuk segala rupa. Ada yang tidur, gosip, makan bareng, solat dan juga rapat setiap awal pekan. Rena melipat tubuhnya untuk mempertahankan suhu tubuh yang malam itu dirasanya nano-nano.  Antara dingin yang menusuk kulit dan panas disertai kepala pusing hingga membuat matanya jadi berair. Dan ujungnya, air mata pun membanjiri wajahnya yang sudah terlihat layu. Sambil menggosok-gosokan tangan Rena coba mengembalikan suhu tubuhnya kembali normal. Itu juga cara dia menghilangkan rasa dingin yang membuat seluruh tubuhnya terasa ngilu. Malam itu sudah cukup larut. Dia pun sempat dilema apakah akan meminta jemput atau memaksa diri untuk pulang sendiri mengendarai moto

Menanti Takdir Tuhan untuk Disa

Adam dan Disa. Hubungan keduanya masih terbilang baik. Tapi, entahlah. Akhir-akhir ini Disa lebih memilih untuk menjaga jarak dengan Adam. Bukan karena tak suka, tapi karena ia tak ingin terlarut dalam perasaan yang belum jelas ujungnya. Malam itu, sebuah pesan muncul di ponsel Disa. "Besok libur, kemana kita'? begitu isi pesannya. Adam mengajak Disa pergi lagi. Tapi kali ini, gadis itu menolak. Karena alasan terlalu sering bepergian tiap kali libur akhir pekan. Disa memang terbilang wanita aneh. Kadang, ia menyukai berada di tengah keramaian. Berkumpul dengan teman-teman kantornya sesekali. Tapi,ia pun menikmati waktu sendiri, meski hanya bersama laptop dan alunan musik. Disa menolak karena ingin bersama keluarganya. Ia merasa tak enak hati jika tiap libur, ia harus keluar rumah. Lalu kapan waktu untuk ayah, ibu dan saudaranya. Begitu isi pikiran Disa saat mendapat ajakan Adam. Beruntung, Adam cukup pengertian. Keduanya pun gagal bertemu.  Dalam hati Disa,