Langsung ke konten utama

Bahagia dan Kebahagiaan :)

- kita tidak mampu mengubah masa lalu dan tidak pula merancang masa depan dengan gambaran yang sesuai dengan kehendak kita. Untuk itu, tidak ada gunanya membinasakan diri dalam kekecewaan karena sesuatu yang tidak mampu ubah-



Ataupun melarutkan diri dalam kesedihan karena sesuatu yang telah terjadi. Hidup itu adalah hari ini dan untuk masa depan. Masa lalu adalah kenangan yang cukup kita jadikan sebagai pembelajaran, agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang berkualitas. Sudah saatnya kita belajar untuk menjadi manusia yang bahagia, karena sesungguhnya kebahagiaan itu ada ditangan kita sendiri bukan bergantung pada orang lain. Bahagia atas semua nikmat yang diberikan-NYA. Nikmat yang kadang sering kali kita abaikan, nikmat yang mungkin sering kita lupakan.

Dan aku bahagia dengan apa yang ku miliki. Aku memiliki ibu yang selalu memberikan kasih sayangnya dengan tulus, ibu yang selalu ada dalam setiap suka dan duka ku, Ibu yang selalu mencurahkan perhatiannya tanpa mengharapkan imbalan apapun, ibu yang memberikan seluruh jiwa raga nya untuk kebahagian aku dan tiga sodara ku lainnya.

Aku juga memiliki bapak yang bijaksana. Bapak yang selalu berusaha untuk melindungi anak perempuannya. meski tidak banyak bicara, tapi kehangatan nya dalam mencurahkan kasih sayang amat kurasakan.

Aku memiliki kakak dan adik yang baik dan selalu memberikan perhatian dengan caranya yang unik. Mereka yang selalu membuat aku marah tapi juga selalu berhasil membuat ku akhirnya tertawa. Mereka semua ada untuk ku, mereka hadir dalam hari-hari ku. Memberikan aku semangat baru untuk terus melangkah maju meraih MIMPI dan mewujudkannya.

Berbahagialah SEKARANG bukan Esok Hari..
hiasi hari dengan senyuman bersama orang-orang terkasih dan tersayang... :))

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Wabup, ‘Siapa Dapat Apa’

Polemik pengisian wakil bupati (wabup) Bogor terus saja bergulir. Tarik menarik kepentingan antara partai politik (parpol) pengusung Rachmat Yasin- Nurhayanti (RAYA) saat pemilihan kepala daerah (pilkada) 2013 membuat suhu politik di Kabupaten Bogor kian memanas. Masing-masing parpol berusaha mempertahankan jagoannya aga r bisa menjadi pendamping Nurhayanti. Segala cara dilakukan agar tujuannya tercapai, apalagi kalau bukan demi kekuasaan. Politik tidak pernah lepas dari kepentingan. Sebab, politik menyangkut ‘ siapa dapat apa’, seperti yang diungkapkan pakar politik Amerika serikat Harold D Lasswell.

Rio... Tolong Jemput Aku

Malam itu, tubuh Rena mendadak menggigil. Suhu tubuhnya lumayan tinggi, sementara posisinya masih di kantor. Beruntung, malam itu pekerjaannya sudah selesai. Tinggal menunggu finishing yang dilakukan rekannya. Sambil rebahan, Rena membaringkan tubuhnya di ruang pojok yang ada di kantor. Ruang itu memang biasa dipakai untuk segala rupa. Ada yang tidur, gosip, makan bareng, solat dan juga rapat setiap awal pekan. Rena melipat tubuhnya untuk mempertahankan suhu tubuh yang malam itu dirasanya nano-nano.  Antara dingin yang menusuk kulit dan panas disertai kepala pusing hingga membuat matanya jadi berair. Dan ujungnya, air mata pun membanjiri wajahnya yang sudah terlihat layu. Sambil menggosok-gosokan tangan Rena coba mengembalikan suhu tubuhnya kembali normal. Itu juga cara dia menghilangkan rasa dingin yang membuat seluruh tubuhnya terasa ngilu. Malam itu sudah cukup larut. Dia pun sempat dilema apakah akan meminta jemput atau memaksa diri untuk pulang sendiri mengendarai moto

Menanti Takdir Tuhan untuk Disa

Adam dan Disa. Hubungan keduanya masih terbilang baik. Tapi, entahlah. Akhir-akhir ini Disa lebih memilih untuk menjaga jarak dengan Adam. Bukan karena tak suka, tapi karena ia tak ingin terlarut dalam perasaan yang belum jelas ujungnya. Malam itu, sebuah pesan muncul di ponsel Disa. "Besok libur, kemana kita'? begitu isi pesannya. Adam mengajak Disa pergi lagi. Tapi kali ini, gadis itu menolak. Karena alasan terlalu sering bepergian tiap kali libur akhir pekan. Disa memang terbilang wanita aneh. Kadang, ia menyukai berada di tengah keramaian. Berkumpul dengan teman-teman kantornya sesekali. Tapi,ia pun menikmati waktu sendiri, meski hanya bersama laptop dan alunan musik. Disa menolak karena ingin bersama keluarganya. Ia merasa tak enak hati jika tiap libur, ia harus keluar rumah. Lalu kapan waktu untuk ayah, ibu dan saudaranya. Begitu isi pikiran Disa saat mendapat ajakan Adam. Beruntung, Adam cukup pengertian. Keduanya pun gagal bertemu.  Dalam hati Disa,