Langsung ke konten utama

Efek Samping Nonton TV Tanpa Batasan bagi Anak bisa Bikin Obesitas



Tidak menutup kemungkinan bahwa tayangan video di sosial media dan TV memiliki manfaat untuk anak. Sebagai contoh, mengenalkan nama binatang, warna, dan belajar bercerita.

Namun yang orangtua perlu sadari, ada efek samping yang berbahaya bila anak terlalu lama nonton TV, berikut penjelasannya.

Komunikasi satu arah

Mengutip dari Mayo Clinic, terlalu banyak nonton TV berpengaruh pada perkembangan otak anak karena tayangan hanya bersifat satu arah. Hal ini berisiko membuat anak terlambat bicara dan mengganggu perkembangan bahasa anak.

Berbagai pengetahuan yang si kecil lihat di dalam video hanya ia terima tanpa ada interaksi. Berbeda bila anak dibacakan buku cerita atau bermain kartu dengan orangtua.

Anda bisa bertanya mengenai tokoh di dalam cerita, pakaian yang digunakan, warna, dan lainnya. Di sini, anak akan belajar pemecahan masalah atau problem solving meski dengan cara sederhana.

Obesitas atau kegemukan

Terlalu lama menonton TV bisa membuat anak menjadi obesitas atau kegemukan, terutama bila ia memiliki TV sendiri di kamar tidur. Berat badan anak yang menonton TV lebih dari 5 jam per hari memiliki kemungkinan besar mengalami kenaikan, dibanding anak yang durasi menontonnya hanya 0-2 jam.

Anak cenderung makan atau ngemil sambil nonton TV dan membuatnya tidak bisa mengontrol makanan yang dikonsumsi.

Gangguan tidur

Mengutip dari Healthy Children, nonton TV terlalu lama bisa mengganggu kualitas tidur anak. Apalagi bila si kecil menonton video dari ponsel sambil posisi tidur. Ini membuatnya tidak tidur nyenyak dan jadwal istirahat di malam hari terganggu.

sumber: https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/batas-waktu-anak-menonton-tv/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kursi Wabup, ‘Siapa Dapat Apa’

Polemik pengisian wakil bupati (wabup) Bogor terus saja bergulir. Tarik menarik kepentingan antara partai politik (parpol) pengusung Rachmat Yasin- Nurhayanti (RAYA) saat pemilihan kepala daerah (pilkada) 2013 membuat suhu politik di Kabupaten Bogor kian memanas. Masing-masing parpol berusaha mempertahankan jagoannya aga r bisa menjadi pendamping Nurhayanti. Segala cara dilakukan agar tujuannya tercapai, apalagi kalau bukan demi kekuasaan. Politik tidak pernah lepas dari kepentingan. Sebab, politik menyangkut ‘ siapa dapat apa’, seperti yang diungkapkan pakar politik Amerika serikat Harold D Lasswell.

Petanda Apa (Bag II)

Pagi itu, pikiran Disa melayang-layang. Banyak hal yang tiba-tiba mengusik hati dan pikirannya. Ia seperti berada di persimpangan jalan hingga bingung menentukan jalan. Kemunculan Adam memang sedikit membuka hatinya untuk belajar menerima orang lain. Tapi entah kenapa saat Disa mulai dekat, tiba-tiba Tama hadir lagi dalam kehidupannya. Lelaki yang pernah disukai Disa tapi hanya dipendam. Disa tahu kalau Tama sudah memiliki kekasih. Saat itu pula Disa mengubur perasaannya. Ia tutup pintu hati untuk lelaki jangkung itu. Hingga suatu hari, Allah mempertemukan keduanya. Disa dan Tama hadir dalam sebuah acara temannya. Keduanya masih seperti dulu.Tama tak pernah tahu kalau selama ini Disa menyukainya. Bahkan, dalam setiap sujudnya, Disa selalu minta agar Allah memberikan hidayah untuk lelaki itu. Hingga, doa itu pun terjawab. Hampir lima tahun mereka berpisah, Disa mendapat kabar kalau Tama sudah menjadi seseorang yang lebih baik. Kemunculan Tama terus membayangi hari Disa. Sayan

Menunggu 100 Persen

Meja kerja Disa masih penuh dengan tumpukan buku. Banyak yang harus diselesaikannya sebagai seorang konsultan. Pagi itu, ia berangkat menggunakan transportasi umum. Karena, mobilnya sedang diperbaiki.  Disa orang yang simple. Ibarat tak ada rotan, akar pun jadi. Disa tak masalah harus berdesak-desakan bersama penumpang lainnya di bus kota yang begitu sesak. Tiba jam pulan kantor, sebuah pesan pun muncul. Lagi-lagi nama Adam yang muncul di layar ponselnya. "Kamu mau pulang jam berapa? Nanti aku jemput ya,"begitu pesan yang dikirimkan Adam lewat pesan singkat.  Sambil menyelesaikan pekerjaannya, Disa hanya melihat isi pesannya, sambil pikirannya berputar-putar. Disa tak biasa merepotkan orang lain. Bahkan, ia lebih suka membayar orang untuk menjemputnya, tanpa harus membebani orang lain.  Disa sempat menahan jawabannya.Meski ujungnya, ia pun berusaha menolak. "Aku dijemput ayah. Kamu enggak perlu repot menjemput,"jawab Disa.  "Kasiha