Langsung ke konten utama

Anak Usia 2-5 Tahun Maksimal Nonton TV Satu Jam per Hari, Kenali Bahaya Jika Berlebihan



Menonton televisi jadi kebiasaan yang tanpa disadari dibentuk oleh orang tua kepada si buah hati. Padahal, banyak bahaya mengintai bila batasan menonton tidak diperhatikan. Lalu, berapa lama seharusnya waktu yang dihabiskan anak untuk menonton TV?

Durasi anak nonton TV terkadang menjadi dilema besar bagi para orangtua. Pasalnya, televisi dan gadget lain bisa membantu orangtua dalam mengalihkan perhatian anak ketika harus sibuk dengan urusan lain. Namun tidak bisa dihindari, ada efek samping dari kebiasaan anak terlalu sering nonton TV. Lalu, berapa lama durasi ideal anak menonton televisi? Berikut penjelasannya.

Mengutip dari Kids Health, dua tahun pertama usia bayi adalah waktu di saat otak bayi sedang berkembang sangat pesat. Maka, sangat penting bagi si kecil untuk mengenal dan mengasah panca inderanya dengan melihat, mendengar, dan merasakan.

Namun, mengasah panca indera si kecil sebaiknya tidak dilakukan dengan menonton TV.American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan untuk bayi di bawah 18 bulan tidak menonton TV sama sekali.

Kecuali untuk video call kakek, nenek, tante, atau keluarga lainnya yang membuat bayi bisa berinteraksi. Dr. Vic Strassburger sebagai perwakilan dari AAP menyatakan bahwa durasi menonton TV yang ideal untuk anak usia 2 tahun ke bawah harus kurang dari 1 jam setiap hari.

Sementara anak-anak usia 2 tahun ke atas maksimal dua jam per hari. Berikut aturan menonton TV untuk anak-anak dari American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (AACAP):

  • Batas screentime bayi usia di bawah 18 bulan adalah hanya untuk video call keluarga.
  • Anak usia 18-24 bulan harus menonton tayangan edukasi dengan pendamping.
  • Anak usia 2-5 tahun nonton tayangan TV non edukasi hanya maksimal 1 jam per hari.
  • Saat akhir pekan, maksimal durasi menonton 3 jam.
  • Matikan TV selama makan dan acara keluarga.
  • Hindari memberi tayangan 30-60 menit sebelum tidur.

Anak-anak tidak boleh punya akses internet atau jaringan TV kabel sendiri di kamar. Ini membuat orangtua sulit untuk memantau jenis tontonan anak dan apa yang anak-anak lihat di media.

Semoga bermanfaat!

sumber: https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/batas-waktu-anak-menonton-tv/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SinetrON masa Kini...

Jika harus memilih sinetron saat ini yang memiliki nilai edukasi memang bukanlah perkara mudah. Karena, jika harus berkata jujur sinetron yang berkembang di Indonesia saat ini, hampir semuanya tidak mengandung nilai edukasi. menurut saya, nilai edukasi yang diberikan oleh media hanya tersirat sehingga yang terlihat lebih dominan nilai-nilai kekerasan disbanding nilai moral yang mendidik. Oleh karena itu, dalam hal ini memang sangat membutuhkan sikap kritis dari masyarakat yang menonton itu sendiri. Nilai edukasi yang ada di sinetron terkandung dalam setiap adegan yang diperankan oleh actor dan aktrisnya. kita tahu bahwa tidak semua penonton itu adalah khalayak aktif yang mampu menganalisiss isi dari sinetron. Sedangkan permasalahan yang ada adalah adegan yang sering dan menjadi ‘bulan-bulanan’ sinetron Indonesia  berkutat pada kekerasan, hedonism, dan seksualitas.  Ditambah pula, tidak adanya segmentasi khalayak atas sinetron yang ditayangkan. Sehingga batasan, mana yang...

PereMpuan itu HebaT

PEREMPUAN. Kata tersebut memiliki makna yang besar. Jika diperhatikan kata perempuan. terdiri dari satu kata yaitu empu, yang kemudian diberi awalan dan akhiran per- dan –an. Jika di eja satu persatu menjadi per- empu -an. Kata perempuan bisa diartikan sebagai yang di ‘empu’ kan. Mendengar kata “empu” persepsi kita pasti merujuk pada seseorang yang dihormati, dijunjung tinggi, bijaksana, lemah lembut, dan segala hal yang menunjuk pada sikap halus. Percaya atau tidak seorang perempuan memilki pengaruh yang besar bagi kehidupan di dunia ini. Seorang perempuan memilki kekuatan yang besar bahkan kekuatannya bisa melebihi seorang laki-laki. tanpa maksud untuk membandingkannya dengan kaum laki-laki namun itulah “real reality”. Bukti kekuatan perempuan bisa dilihat ketika mereka sedang mengandung dan melahirkan. Betapa kuatnya mereka, betapa beraninya mereka mempertaruhkan nyawanya demi sang anak. Walaupun demikian, keberadaan perempuan di tengah masyarakat seringkali dianggap lemah. ...

ke Gunung???

                Sebagian orang berpikir, apa sih enaknya naik gunung?itu kan bikin capek!”  naik gunung berarti jauh dari peradaban. Emang gak salah kalo ada yang bilang seperti itu, karena saya pun awalnya demikian. Mendaki gunung tidak senikmat yang saya bayangkan. Susah, capek , whuahh..., pokoknya yang gak enak2 banyak deh. Eitzz... tunggu dulu, meski gak enak  tapi ada buanyaaak pelajaran yang bisa kamu dapatkan ketika kamu melakukan proses yang namanya mendaki. Mendengar kata mendaki, pastinya pikiran kita tertuju pada perjalanan menuju puncak gunung. Semakin terus kita berjalan, perjalanan kita semakin naik dan pastinya semakin berat. Buat  saya pribadi disitulah rasa nikmatnya melakukan pendakian gunung. Apalagi jika berhasil sampai di puncak tertinggi. Wauuw.., rasanya sungguh nano-nano deh. Takjub melihat kebesaran ALLAH, puas karena berhasil melewati segala rintangan. Saya...